Minggu, 12 November 2017

STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: SAHYUNI SARI MARBUN
NIM    :  1601031036



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan klien serta keluarganya.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan wanita selama siklus kehidupan akan tercapai.
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini yaitu :
1.      Pengertian Strategi Pengambilan Keputusan.
2.      Dasar-dasar pengambilan keputusan.
3.      Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.
4.      Proses pengambilan keputusan
5.      Jenis-jenis pengambilan kepuusan keputusan.
6.      Metode pengambilan keputusan
7.      Gaya pengambilan Keputusan.


1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah kami ini adalah:
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Strategi Pengambilan Keputusan.
2.      Untuk Mengetahui Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan.
3.      Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan.
4.      Untuk Mengetahui Proses Pengambilan Keputusan
5.      Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Pengambilan Kepuusan Keputusan.
6.      Untuk Mengetahui Metode Pengambilan Keputusan
7.      Untuk Mengetahui Gaya Pengambilan Keputusan.

1.4. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah kami ini adalah:
1.      Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi pengambila kepuusan.
Dapat digunakan sebagai refrensi dalam pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian pengambilan keputusan
Keputusan merupakan hasil pemecahan dari suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Dalam kamus besar ilmu pengetahuan pengambilan keputusan (Decison Making) didefenisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu altrnatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil. Menurut J.Reason, pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suau hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pimilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
G.R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkn. Sedangkam Claude S. George, Jr mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegitan pemikran yang temasuk pertimbangan, penilain dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ahli lain yaitu Horold dan Cyril O’Donnell mengatakan pengambilan keputsan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak da keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P. Siagin mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suat pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputuan dalam Psikologi kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan diambil. pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh perpindaha seseorang dari apa yang telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut.
2.2  Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
       Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
2.2.1        Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengndung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan
a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusanini akan mmberikan kepuasan pada umumnya
c. kemmpuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berpera, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.


Kelemahan
a. Keputusan yang dihasilkan relatif  kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan kebsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringali diabaikan.
2.2.2 Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
2.2.3 Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
2.2.4 Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan
a.       Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan   
tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
b.      Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c.       Memiliki daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga   dapat menimbulkan kekaburan
2.2.5 Logika
            Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c.pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal

2.3      Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan
            Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut: 
1.      hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.      setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.      setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.      arang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.      pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.      pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
7.      diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.      setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.      setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal.
1.      Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
2.      Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
3.      Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

2.4      Proses pengambilan keputusan
Menurut  Sir Francis Bacon. Proses pengambilan keputusan terdiri dari enam tahap, yaitu :
1.      Merumuskan/mendefinisikan masalah
Suatu usaha untuk mencari permasalahn yang sebenarnya.
2.      Pengumpulan informasi relevan
Pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.
3.      Mencari alternatif tindakan
Pencarian kemungkinan yang dapat tempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada.
4.      Analisis alternative
Penganalisisan setiap alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5.       Memilih alternatif terbaik
Pemilihan alternatif terbaik dilakuakan atas kriteria tertentu dan skala prioritas tertentu.
6.      Melaksanakan putusan dan evaluasi hasil

Jadi, proses pengambilan tersruktur atas identifikasi masalah, pengumpulan dan penganalisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihan salah satu alternatif yang terbaik, pelaksanaan keputusan, pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.
Menurut Munandar A.S, proses pengambilan keputusan dimulai berdasarkan adanya masalah antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang ada.  Keadaan yang ada biasanya dipengaruhi oleh:
1.      Kebudayaan
2.      Kelompok acuan, perubahan dalam kelompok dapat merubah hal yang diinginkan.
3.      Ciri-ciri keluarga
4.      Status atau harapan financial.
5.      Keputusan-keputusan sebelumnya dapat mempengaruhi masalah.
6.      Perkembangan individu dapat mempengaruhi keadaan yang diinginkan, kematangan seseorang mempengaruhi pilihannya.
7.      Situasi perorangan yang sedang berlangsung saat ini.
2.5      Jenis pengambilan keputusan
1.      Pengambilan keputusan terprogram
Jenis pengambilan keputusan ini mengandung suatu respon otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini.
Tantangan yang besar bagi seorang analisis adalah mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan ini dan memberi atau menyediakan metode- metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram dimana saja. Agar pengambilan keputusan didefenisikan dan dinyatakan  dengan jelas.
Bila hal ini dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya anyalah mengembangkan suatu algoritma untu membuat keputusan rutin dan otomatik. Dalam kebanyakan organisasi tedapat kesempatan- kesempatan untuk melaksanakan penggambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaa standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan terprogram ini adalah membebaskan majanemen untuk tugas-tugas yang lebih penting. Misalkan: keputusan merujuk pasien kerumah sakit besar dikota, keputusan dalam pengamputasian kaki klien dan lain-lain.
2.      Pengambilan keputusan tidak terprogram
Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses pengambilan keputusan  untuk menjawab masalah-masalah yang kurang didefenisikan. Masalah-masalah ini umunya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter-parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab masalah ini, dierlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem informasi. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tdak terrogram dengan baik. Perluasan fasilitas-fasilitas pabrik, penambangan produk baru pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan- keputusan yang tidak teprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, adminisator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menawab dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungan secara langsung. Misalkan: pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram. Keputusan untuk bergabng dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
2.6  Gaya pengambilan Keputusan
Ada tujuh variabel yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan yaitu:
1.      Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi
2.      Derajat informasi yang dimiliki oleh bidan.
3.      Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi.
4.      Pentingnya komitmen bawahan dan keterampilan membuat keputusan
5.      Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima
6.      Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan institusi



BAB III
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Masalah pengambilan keputusan sangat penting dipelajari karena hal tersebut menjelaskan dengan cara bagaimana para manajer berhasil membuat keputusan strategis dan operasional.  Manajer harus menghadapi beberapa tipe keputusan dan keputusan ini berbeda sesuai dengan jumlah risiko, ketidakpastian, dan ambiguitas dalam suatu lingkungan. Manajer harus memilih salah satu tiga macam pendekatan pengambilan keputusan.
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.

B.     Saran
Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari beberapa aspek yang sudah kami susun dalam makalah ini, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudia hari. Untuk itu dalam makalah ini sangat perlu dan di butuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam mengambil keputusan untuk menentukan kehidupan di masa yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar