Minggu, 12 November 2017

TAHAP-TAHAP PROSES ADAPTASI

TAHAP-TAHAP PROSES ADAPTASI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

1.      ANGELA APRIANI GIAWA
2.      SAHYUNI SARI MARBUN
3.      VALENTINA SIPAHUTAR


S1 KESMAS.png


PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang tahap-tahap proses adaptasi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tahap-tahap proses adaptasi dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

 Medan, 13 November  2017
penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. ... i
DAFTAR ISI............................................................................................ ... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ ... 1
1.1  Latar Belakang.............................................................................. ... 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................... ... 2
1.3  Tujuan Penulisan............................................................................ ... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... ... 3
2.1  Adaptif.......................................................................................... ... 3
2.2  Maladaptif..................................................................................... ... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................. ... 9
3.1  Kesimpulan.................................................................................... ... 9
3.2  Saran.............................................................................................. ... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... ... 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat.  Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia,  seseorang berusaha mencari ciri-ciri  khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
           Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut.  Bila didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akan memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila kebanyakan unsur api, maka orang tsb. Akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.
Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrologi).Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan adaptif?
2.      Apa yang dimaksud dengan maladaptif?
1.3  Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan adaptif.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan maladaptif.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Adaptif
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju (modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang. Bentuk ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa, frustasi, pertentangan (conflict), dan sebagainya. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam, serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian yaitu Frustasi dan konflik.
a)      Frustasi
Ada beberapa faktor penyebab frustasi. Pada umumnya frustasi dapat disebabkan karena:
·         Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk sementara, atau untuk waktu yang tidak menentu.
·         Sesuatu yang menghambat apa yang sedang dilakukan.
Faktor penghambat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor interen dan faktor eksteren.
1)      Faktor interen yaitu semua faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Contoh faktor interen yaitu keadaan jasmani dan rohani.
2)      Faktor eksteren yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya, yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi menjadi tiga yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
b)      Konflik
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan dalam diri individu. Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus dipilih satu, atau beberapa diantaranya’. Seseorang yang mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat menimbulkan gangguan perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik adalah sebagai berikut.
·         Approach-approach : Berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.
·         Avoidance-avoidance : Berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak diinginkan.
·         Approach-avoidance : Satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan tidak menyenangkan.
·         Double approach avoidance conflict : banyak konflik, dan sebagainya
Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya memiliki kemampuan (kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus. Dengan kecakapan yang dimiliki ia akan dapat menyelesaikan masalahnya. Analisis dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana (ringan) menuju yang kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap pula akan ditemukan keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran. Frustasi dan/atau konflik dapat diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and error (mencoba dan salah) merupakan salah satu cara yang dapat membentuk ‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’. Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai berikut.
a.       Agresi: yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan
b.      Menarik diri: yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan.
c.       Mimpi siang hari: yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.
d.      Regresi: merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-anak.
e.       Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan oleh alasan yang sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat. Bentuk rasionalisasi: Sougrapes, sweet lemon, kambing hitam.
f.       Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih baik dilupakan
g.    Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada tokoh yang dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggaannya, dapat juga di sekolah-sekolah.
h.      Konpensasi: konpensasi dapat bersifat positif atau negatif.
i.         Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari psikologis. Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.
2.2  Maladaptif
Para ahli dapat memberikan definisi perilaku abnormal berdasarkan hal-hal yang menyimpang baik secara statistik maupun norma sosiaI. Kriteria terpenting adalah bagaimana perilaku tersebut berpengaruh pada pribadi seseorang dan/atau kelompok. Oleh karena itu prilaku abnormal kemudian disebut perilaku mal adaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan), yang memiliki dampak yang merugikan dan membahayakan orang lain atau masyarakat.
Maladaptif adalah gangguan dengan berbagai tingkat keparahan (Stuart dan Sundeen, 1998). Mal adaptif terdiri dari manipulasi, impulsif dan narkisisme. sosial diatas, menarik diri termasuk dalam transisi antara respon adaptif dengan maladaptif sehingga individu cenderung berfikir ke arah negatif. Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut Stuart dan Sundeen (1998), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal.Faktor yang mungkin mempengaruhi antara lain :
Faktor pencetus
1)    Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan
diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak mendukung hubungan
keluarga dengan pihak lain di luar keluarga. Keluarga seringkali mempunyai
peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu alkohol dan penganiaya anak
juga dapat mempengaruhi seseorang berespons sosial maladaptif.
Organisasi anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga profesional untuk
mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara
kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif sewajarnya
mengurangi menyalahkan keluarga oleh tenaga profesional.
2)        Faktor Biologis
Faktor genetik juga dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun masih tetap diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kebenaran keterlibatan neurotransmiter.
3)        Faktor sosiokultural Isolasi sosial
Merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
Karekteristik dari perilaku maladaptif adalah:
a. Manipulasi
Orang lain diperlakukan seperti objek, hubungan terpusat pada masalah  pengendalian, berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi padaorang lain.
b. Impulsif
Tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,penilaian yang buruk, tidak dapat diandalkan.
c. Narkisisme
Harga diri yang rapuh secara terus-menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egoisentris, pencemburuan, marah, jika orang lain tidak mendukung.
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif:
a. Sensitif terhadap kritik: Individu tidak bias merespon secara positif terhadap koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri.
b. Tidak mampu kompetisi: Individu hanya mau berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan




BAB III
KESIMPULAN

3.1  Kesimpulan
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian.Dalam hal ini respon individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.

3.2  Saran
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap pembacanya.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar