Jumat, 28 September 2018

TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT LEAVEL DAN CLARK


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis dari epidemiologi. Pencegahan penyakit  berkembang secara terus menerus dan pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non-infeksi, seperti yang dianjurkan oleh James Lind yaitu makanan sayur dan buah segar untuk mencegah penyakit scorbut. Bahkan pada saat ini pencegahan dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan terhadap \ledakan penduduk dengan keluarga berencana.
Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, praevenire, yang artinya datang sebelum atau antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sbegai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. (Notosoedirdjo dan Latipun, 2005 : 145).
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat,  perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilisasi lingkungan.
 Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

1.2     Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya adalah menjelaskan tentang konsep pencegahan penyakit.
1.3    Tujuan
Berdasarkan permasalahan maka tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai konsep pencegahan penyakit dan memahami tingkatan pencegahan serta memahami bagaimana cara dan upaya pencegahan penyakit.
2.1  Pengertian Pencegahan
Pencegahan Penyakit adalah upaya untuk menghambat perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari pengaruh agen penyakit yang membahayakan  tubuh. Pada praktiknya, pencegahan penyakit mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi manusia dari ancaman kesehatan potensial.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan pada saat sebelumsakit dan saat sakit. Pencegahan sebelum sakit bermanfaat untuk mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion) dan memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection). Sedangkan pencegahan pada saat sakit dapat dapatmengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera, pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Asmadi, 2008)
Menurut Leavel dan Clark yang disebut pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit. Pencegahan berhubungan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi perilaku menghindar (Romauli, 2009, p.134).

2.2  Tingkat Pencegahan Penyakit (Level of Prevention)
Pencegahan merupakan mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian.pencegahan penyakit secara umum ada 4 tingkatan, yaitu :
  1. Pencegahan tingkat dasar (Primordial)\
   Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.
 Tujuan primordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup social-ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit . upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yang  dewasa ini cenderung menunjukan peningkatannya.
Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang su\dah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Contohnya seperti memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak menular.
Selain itu pencegahan tingkat dasar ini dapat dilakukan dengan usaha mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum alkhohol dan sebagainya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat usia muda dan remaja dengan tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok manula. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat berkembang atau memberikan efek patologis. Factor-faktor itu tampaknya banyak bersifat social atau berhubungan dengan gaya hidup atau pola makan. Upaya awal terhadap tingkat pencegahan primordial ini merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatan yang sudah baik.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa usaha pencegahan primordial ini sering kali disadari pentingnya apabila sudah terlambat. Oleh karena itu, epidemiologi sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Contoh : upaya primordial dari penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor makanan, promosi aktivitas fisik/olahraga. contoh lain adalah adanya peraturan dilarang merokok pada wilayah-wilayah tertentu. dilapangan, pencegahan primordial yang efektif itu memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah.

  1. Pencegahan tingkat pertama (Primer)
 Pencega\han tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit (Eko budiarto, 2001). Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dilakukan dengan dua cara : (1) menjauhkan agen agar tidak dapat kontak atau memapar penjamu, dan (2) menurunkan kepekaan penjamu. Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis). Jika suatu penyakit lolos dari pencegahan primordial, maka giliran pencegahan tingkat pertama ini digalakan. Kalau lolos dari upaya maka penyakit itu akan segera dapat timbul yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis atau yang lebih berbahaya kalau tumbuldalam bentuk KLB.
Pencegahan tingkat pertama merupakan suatu usaha pencegahan penyakit melalui usaha-usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko dengan sasaran utamanya orang sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Tujuan pencegahan tingkat pertama adalah mencegah agar penyakit tidak terjadi dengan mengendalikan agent dan faktor determinan. Pencegahan tingkat pertama ini didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab (agent atau pemapar), lingkungan (environtment) dan proses kejadian penyakit.
Pejamu (host)                    :
perbaikan status gizi, status kesehatan dan pemberian imunisasi.
Penyebab (agent)               :
menurunkan pengaruh serendah mungkin seperti dengan  penggunaan desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, penyemprotan insektisida yang dapat memutus rantai penularan.
Lingkungan (environment):
perbaikan lingkungan fisik yaitu dengan perbaikan air bersih, sanaitasi lingkungan dan perumahan.
Usaha pencegahan penyakit tingkat pertama secara garis besarnya dapat dibagi dalam usaha peningkatan derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus. Usaha peningkatan derajat kesehatan (health promotion) atau pencegahan u\mum yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko serta meningkatkan lingkungan yang sehat secara optimal. contohnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit misalnya, menghilangkan tempat berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan mencegah polusi udara, menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penya\kit misalnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes atau terhadap agent penyakit seperti misalnya dengan memberikan antibiotic untuk membunuh kuman.
Adapun usaha pencegahan khusus (specific protection) merupakan usaha yang ter-utama ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu. Contohnya yaitu imunisasi atau proteksi bahan industry berbahaya dan bising, melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan Flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap kuman penyakit misalnya mencuci tangan dengan larutan antiseptic sebelum operasi untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah penyakit diare.  
Terdapat dua macam strategi pokok dalam usaha pencegahan primer, yakni : (1) strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan dan (2) strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi. Strategi pertama memiliki sasaran lebih luas sehingga lebih bersifat radikal, memiliki potensi yang besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran perilaku. Sedangkan pada strategi kedua, sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan tingkat risiko cukup baik.
Pencegahan pertama dilakukan pada masa sebelum sakit yang dapat berupa :
a)      Penyuluhan kesehatan yang intensif.
b)      Perbaikan gizi dan \penyusunan pola menu gizi yang adekuat.
c)      Pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan balita khususnya anak-anak, dan remaja pada umumnya.
d)     Perbaikan perumahan sehat.
e)      Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan pengembangan kesehatan mental maupu sosial.
f)       Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
g)      Pengendalian terhadap faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit.
h)      Perlindungan terhadap bahaya dan kecelakaan kerja.
Pencegahan primer merupakan upaya terbaik karena dilakukan sebelum kita jatuh sakit dan ini adalah sesuai dengan “konsep sehat” yang kini dianut dalam kesehatan masyarakat modern.\
Contoh : penggunaan kondom untuk mencegah infeksi HIV, pengurangan kadar paparan hingga ke dalam kadar yang tidak dapat menyebabkan sakit untuk industri-industri,dll.
Upaya pencegahan primer terdiri dari :
    1. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion) yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab serta derajat risiko, juga meningkatkan secara optimal lingkungan yang sehat.
Yang termasuk dalam health promotion adalah health education, perhatian terhadap faktor genetik atau lingkungan yang mungkin mempengaruhi penyakit, perhatian terhadap perkembangaan fisik dan mental yang baik, dan periodic selective examinations.
Contoh :
    • Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
    • Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pemb\uangan sampah, pembuangan tinja dan limbah
    • Pendidikan kesehatan kepada masyarakat, misalnya pendidikan seks usia dini pada anak sekolah
    • Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu
    1. khusus (spesific protection) yaitu pencegahan khusus untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu (Rivai, 2005)
Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatoenesis, tetapi sudah terarah pada Perlindungan penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Contoh perlindungan khusus:\
    • Memberikan immunisasi pada kelompok rentan untuk mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
    • Isolasi penderita penyakit menular, misalnya penderita flu burung, Ebola
    • Perhatian terhadap personal hygiene dan safety
    • Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri
    • Pemakaian nutrien spesifik misalnya vitamin D untuk mencegah riketsia
    • Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi

3.      Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
            Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini untuk menemukan status patogeniknya serta pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut, mencegah komplikasi hingga pembatasan cacat. Usaha pencegahan penyakit tingkat kedua secara garis besarnya dapat dibagi dalam diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment) serta pembatasan cacat.
            Tujuan utama dari diagnosa dini ialah mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan tujuan utama dari pengobatan segera adalah untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Cacat yang terjadi diatasi terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya kecacatan yang lebih baik lagi.  
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan penderita secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi : (1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/ pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan keseh\atan untuk kepentingan tertentu ; (2) penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak gejala pada penduduk secara umum atau pada kelompok risiko tinggi ; (3) surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.
Selain itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai menderita atau pemberian kemoprofilaksis bagi mereka yang sedang dalam proses patogenesis termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi penyakit menular tertentu.

Contoh : kegiatan penyaringan (screening) untuk kanker leher rahim, pengukuran tekanan darah dan pengobatan tekanan darah tinggi pada usia pertengahan dan usia lanjut, dll.
Upaya pencegahan sekunder terdiri dari :
    1. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama tindakan ini adalah
    • Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular,
    • Untuk mengob\ati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
    1. Pembatasan cacat (dissability limitasion) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi (Rivai, 2005)
                                                                 
4.Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitasi. Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis (seperti pemasangan protese), rehabilitasi mental (psychorehabilitation) dan rehabilitasi sosial, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Contoh : rehabilitasi pada penderita-penderita poliomielitis, stroke dll. Pencegahan tersier terdiri dari : pembatasan kecacatan dan rehabilitasi.
Upaya pencegahan tersier terdiri dari:
    1. Pembatasan ketidakmampuan (Dissability Limitation) merupakan tindakan preventif agar akibat dan komplikasi dari penyakit bisa diminimalkan
    • Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjut agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi
    • Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
    • Perbaikan fasilitas kesehatan bagi pengunjung untuk dimungkinkan \pengobatan dan perawatan yang lebih intensif
    1. Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar atau agar tidak menjadi beban orang lain
    • Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberi dukungan moral, setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan
    • Penyuluhan dan usaha – usaha kelanjutannya harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.
Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan penyakit, yaitu :
§  Pencegahan tingkat awal (Priemodial Prevention)
§  Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
§  Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
§  Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
penanggulangan penyakit menular (control) adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut. Penanggulangan penyakit menular dapat pula dikelompokan pada tiga kelompok sesuai dengan sasaran utamanya yang meliputi: sasaran langsung mela\wan sumber penularan atau reservoir, sasaran ditunjukan pada cara penularan penyakit, dan sasaran yang ditunjukan terhadap pejamu dengan menurunkan kepekaan p\ejamu.

3.2     Saran
Untuk  mencegah penyakit, diharapkan kepada setiap orang untuk meningkatkan kualitas kesehatan dalam hidupny\a, sehingga kita bisa mencegah tanda-tanda timbulnya penyakit pada diri kita.



DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Budiarto, Eko. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2 hal 26-27. Jakarta : EGC
Rajab, Wahyudin,. 2008. BUKU AJAR EPIDEMIOLOGI UNTUK MAHASISWA KEBIDANAN. Jakarta: EGC
Rivai. 2005. “Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan”.  Diakses dalam 
The Assosiation Of Faculty Of Medicine Of Canada. Basic Concepts in Prevention, Surveillance, and Health Promotion diakses onlinehttp://phprimer.afmc.ca/Part1-TheoryThinkingAboutHealth/Chapter4BasicConceptsInPreventionSurveillanceAndHealthPromotion/Thestagesofpreventio
 \\\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar