BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah
didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis dari
epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara terus menerus dan
pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan
penyakit non-infeksi, seperti yang dianjurkan oleh James Lind yaitu makanan
sayur dan buah segar untuk mencegah penyakit scorbut. Bahkan pada saat ini
pencegahan dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan terhadap \ledakan
penduduk dengan keluarga berencana.
Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang
dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, praevenire,
yang artinya datang sebelum atau antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi
sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sbegai upaya
secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya ganggguan, kerusakan, atau
kerugian bagi seseorang atau masyarakat. (Notosoedirdjo dan Latipun, 2005 :
145).
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan
yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi
penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti
tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat
kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan
gangguan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah
kesehatan, serta usaha rehabilisasi lingkungan.
Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit
dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan
penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan
menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya adalah menjelaskan tentang konsep pencegahan penyakit.
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan maka tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai konsep pencegahan penyakit dan memahami tingkatan
pencegahan serta memahami bagaimana cara dan upaya pencegahan penyakit.
2.1
Pengertian Pencegahan
Pencegahan Penyakit adalah upaya untuk menghambat perkembangan penyakit,
memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari pengaruh agen penyakit
yang membahayakan tubuh. Pada praktiknya, pencegahan penyakit mengarahkan
sejumlah kegiatan untuk melindungi manusia dari ancaman kesehatan potensial.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan pada saat sebelumsakit dan saat sakit.
Pencegahan sebelum sakit bermanfaat untuk mempertinggi nilai kesehatan (Health
promotion) dan memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit
(Specific protection). Sedangkan pencegahan pada saat sakit dapat dapatmengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan
yang tepat dan segera, pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Asmadi, 2008)
Menurut Leavel dan Clark yang disebut pencegahan adalah segala kegiatan
yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah
kesehatan atau penyakit. Pencegahan berhubungan dengan masalah kesehatan atau
penyakit yang spesifik dan meliputi perilaku menghindar (Romauli, 2009, p.134).
2.2
Tingkat Pencegahan Penyakit (Level of
Prevention)
Pencegahan merupakan
mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian.pencegahan penyakit secara
umum ada 4 tingkatan, yaitu :
- Pencegahan tingkat dasar (Primordial)\
Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau
mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara
umum.
Tujuan primordial prevention ini adalah untuk menghindari
terbentuknya pola hidup social-ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan
risiko penyakit . upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada masalah
penyakit tidak menular yang dewasa ini cenderung menunjukan
peningkatannya.
Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau
pola hidup yang su\dah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya
risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat
yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu
atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Contohnya seperti memelihara cara
makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan
tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak menular.
Selain itu pencegahan tingkat dasar ini dapat dilakukan dengan usaha
mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang
sedang tumbuh untuk tidak melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan
risiko terhadap berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum alkhohol dan
sebagainya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat
usia muda dan remaja dengan tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok manula. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada
mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat
positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko
dapat berkembang atau memberikan efek patologis. Factor-faktor itu tampaknya
banyak bersifat social atau berhubungan dengan gaya hidup atau pola makan.
Upaya awal terhadap tingkat pencegahan primordial ini merupakan upaya
mempertahankan kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi masyarakat
dari gangguan kondisi kesehatan yang sudah baik.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa usaha pencegahan primordial ini
sering kali disadari pentingnya apabila sudah terlambat. Oleh karena itu,
epidemiologi sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Contoh : upaya
primordial dari penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan nasional
nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor makanan,
promosi aktivitas fisik/olahraga. contoh lain adalah adanya peraturan dilarang
merokok pada wilayah-wilayah tertentu. dilapangan, pencegahan primordial yang
efektif itu memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah.
- Pencegahan tingkat pertama (Primer)
Pencega\han tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang
sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit (Eko
budiarto, 2001). Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dilakukan
dengan dua cara : (1) menjauhkan agen agar tidak dapat kontak atau memapar
penjamu, dan (2) menurunkan kepekaan penjamu. Intervensi ini dilakukan sebelum
perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis). Jika suatu penyakit lolos
dari pencegahan primordial, maka giliran pencegahan tingkat pertama ini
digalakan. Kalau lolos dari upaya maka penyakit itu akan segera dapat timbul
yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis atau yang
lebih berbahaya kalau tumbuldalam bentuk KLB.
Pencegahan tingkat pertama merupakan suatu usaha pencegahan penyakit
melalui usaha-usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko dengan
sasaran utamanya orang sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara
umum (promosi kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit
tertentu. Tujuan pencegahan tingkat pertama adalah mencegah agar penyakit tidak
terjadi dengan mengendalikan agent dan faktor determinan. Pencegahan tingkat
pertama ini didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host),
penyebab (agent atau pemapar), lingkungan (environtment) dan
proses kejadian penyakit.
|
Pejamu (host) :
|
perbaikan status gizi, status kesehatan dan pemberian imunisasi.
|
|
Penyebab (agent) :
|
menurunkan pengaruh serendah mungkin seperti dengan penggunaan
desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, penyemprotan insektisida yang dapat
memutus rantai penularan.
|
|
Lingkungan (environment):
|
perbaikan lingkungan fisik yaitu dengan perbaikan air bersih, sanaitasi
lingkungan dan perumahan.
|
Usaha pencegahan penyakit tingkat pertama secara garis besarnya dapat
dibagi dalam usaha peningkatan derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus.
Usaha peningkatan derajat kesehatan (health promotion) atau pencegahan u\mum
yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal,
mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko serta meningkatkan lingkungan
yang sehat secara optimal. contohnya makan makanan bergizi seimbang,
berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya
penyakit misalnya, menghilangkan tempat berkembang biaknya kuman penyakit,
mengurangi dan mencegah polusi udara, menghilangkan tempat berkembang biaknya
vektor penya\kit misalnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya
nyamuk Aedes atau terhadap agent penyakit
seperti misalnya dengan memberikan antibiotic untuk membunuh kuman.
Adapun usaha pencegahan khusus (specific protection) merupakan usaha
yang ter-utama ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk
meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit
tertentu. Contohnya yaitu imunisasi atau proteksi bahan industry berbahaya dan
bising, melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan Flour untuk mencegah
terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap kuman penyakit misalnya mencuci
tangan dengan larutan antiseptic sebelum operasi untuk mencegah infeksi,
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah penyakit diare.
Terdapat dua macam strategi pokok dalam usaha pencegahan primer, yakni :
(1) strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan dan (2) strategi dengan
sasaran hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi. Strategi pertama memiliki
sasaran lebih luas sehingga lebih bersifat radikal, memiliki potensi yang besar
pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran perilaku. Sedangkan pada strategi
kedua, sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan pelaksana
cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan tingkat risiko cukup baik.
Pencegahan pertama dilakukan pada masa sebelum sakit yang dapat berupa :
a) Penyuluhan kesehatan yang intensif.
b) Perbaikan gizi dan \penyusunan pola
menu gizi yang adekuat.
c) Pembinaan dan pengawasan terhadap
pertumbuhan balita khususnya anak-anak, dan remaja pada umumnya.
d) Perbaikan perumahan sehat.
e) Kesempatan memperoleh hiburan yang
sehat untuk memungkinkan pengembangan kesehatan mental maupu sosial.
f) Nasihat perkawinan dan
pendidikan seks yang bertanggung jawab.
g) Pengendalian terhadap faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit.
h) Perlindungan terhadap bahaya dan
kecelakaan kerja.
Pencegahan primer merupakan upaya terbaik karena dilakukan sebelum kita
jatuh sakit dan ini adalah sesuai dengan “konsep sehat” yang kini dianut dalam
kesehatan masyarakat modern.\
Contoh : penggunaan
kondom untuk mencegah infeksi HIV, pengurangan kadar paparan hingga ke dalam
kadar yang tidak dapat menyebabkan sakit untuk industri-industri,dll.
Upaya pencegahan primer
terdiri dari :
- Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara
optimal, mengurangi peranan penyebab serta derajat risiko, juga
meningkatkan secara optimal lingkungan yang sehat.
Yang termasuk dalam
health promotion adalah health education, perhatian terhadap faktor genetik
atau lingkungan yang mungkin mempengaruhi penyakit, perhatian terhadap
perkembangaan fisik dan mental yang baik, dan periodic selective
examinations.
Contoh :
- Penyediaan makanan sehat dan
cukup (kualitas maupun kuantitas)
- Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pemb\uangan sampah,
pembuangan tinja dan limbah
- Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, misalnya pendidikan seks usia dini pada anak sekolah
- Olahraga secara teratur sesuai
kemampuan individu
- khusus (spesific protection) yaitu pencegahan
khusus untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko
terhadap penyakit tertentu (Rivai, 2005)
Tindakan ini dimaksudkan
untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit
penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatoenesis, tetapi sudah terarah pada
Perlindungan penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang
sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Contoh perlindungan
khusus:\
- Memberikan immunisasi pada kelompok rentan
untuk mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN )
- Isolasi penderita penyakit
menular, misalnya penderita flu burung, Ebola
- Perhatian terhadap
personal hygiene dan safety
- Pencegahan terjadinya
kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan menggunakan
alat perlindungan diri
- Pemakaian nutrien spesifik
misalnya vitamin D untuk mencegah riketsia
- Perlindungan terhadap
bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun
alergi
3. Pencegahan
Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Sasaran
utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita
penyakit tertentu melalui diagnosis dini untuk menemukan status patogeniknya
serta pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan
tingkat kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit menular dan
untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut, mencegah komplikasi hingga
pembatasan cacat. Usaha pencegahan penyakit tingkat kedua secara garis besarnya
dapat dibagi dalam diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
promt treatment) serta pembatasan cacat.
Tujuan
utama dari diagnosa dini ialah mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular, dan tujuan utama dari pengobatan segera adalah
untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Cacat yang terjadi diatasi terutama
untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya
kecacatan yang lebih baik lagi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan penderita
secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi : (1) pemeriksaan berkala
pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/ pekerja
perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara,
termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon
tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan keseh\atan untuk
kepentingan tertentu ; (2) penyaringan (screening) yakni pencarian penderita
secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak gejala pada penduduk
secara umum atau pada kelompok risiko tinggi ; (3) surveilans epidemiologi
yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan terus-menerus untuk
mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat,
termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.
Selain itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai menderita
atau pemberian kemoprofilaksis bagi mereka yang sedang dalam proses patogenesis
termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi penyakit menular tertentu.
Contoh : kegiatan
penyaringan (screening) untuk kanker leher rahim, pengukuran tekanan darah dan
pengobatan tekanan darah tinggi pada usia pertengahan dan usia lanjut, dll.
Upaya pencegahan
sekunder terdiri dari :
- Diagnosa dini dan pengobatan segera (early
diagnosis and prompt treatment), tujuan utama tindakan ini adalah
- Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular,
- Untuk mengob\ati dan menghentikan proses
penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan
cacat.
- Pembatasan cacat (dissability limitasion) pada
tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit
menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih
buruk lagi (Rivai, 2005)
4.Pencegahan Tingkat
Ketiga (Tertiary Prevention)
Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran
utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah
beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitasi.
Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti
pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan
saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian karena
penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan
sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis (seperti
pemasangan protese), rehabilitasi mental (psychorehabilitation) dan
rehabilitasi sosial, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat
yang produktif dan berdaya guna.
Contoh : rehabilitasi
pada penderita-penderita poliomielitis, stroke dll. Pencegahan tersier terdiri
dari : pembatasan kecacatan dan rehabilitasi.
Upaya pencegahan tersier
terdiri dari:
- Pembatasan ketidakmampuan (Dissability
Limitation) merupakan tindakan preventif agar akibat dan
komplikasi dari penyakit bisa diminimalkan
- Penyempurnaan dan
intensifikasi pengobatan lanjut agar terarah dan tidak menimbulkan
komplikasi
- Pencegahan terhadap komplikasi
dan kecacatan
- Perbaikan fasilitas kesehatan
bagi pengunjung untuk dimungkinkan \pengobatan dan perawatan yang
lebih intensif
- Rehabilitasi merupakan tindakan
untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan
bekerja secara wajar atau agar tidak menjadi beban orang lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan sesuai dengan perkembangan
patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu di
bagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.
Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan penyakit,
yaitu :
§ Pencegahan tingkat awal (Priemodial Prevention)
§ Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
§ Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
§ Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
penanggulangan penyakit menular (control) adalah upaya untuk menekan
peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak
merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut. Penanggulangan penyakit
menular dapat pula dikelompokan pada tiga kelompok sesuai dengan sasaran
utamanya yang meliputi: sasaran langsung mela\wan sumber penularan atau
reservoir, sasaran ditunjukan pada cara penularan penyakit, dan sasaran yang
ditunjukan terhadap pejamu dengan menurunkan kepekaan p\ejamu.
3.2 Saran
Untuk mencegah penyakit, diharapkan kepada setiap orang untuk
meningkatkan kualitas kesehatan dalam hidupny\a, sehingga kita bisa mencegah
tanda-tanda timbulnya penyakit pada diri kita.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta : EGC
Budiarto, Eko. 2001. Pengantar
Epidemiologi Edisi 2 hal 26-27. Jakarta : EGC
Rajab, Wahyudin,. 2008. BUKU
AJAR EPIDEMIOLOGI UNTUK MAHASISWA KEBIDANAN. Jakarta: EGC
Rivai. 2005. “Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Pencegahan”. Diakses dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15358/1/mki-jun2005-%20(1).pdf tanggal
23 Maret 2016 pukul 11.45
The
Assosiation Of Faculty Of Medicine Of Canada. Basic Concepts in
Prevention, Surveillance, and Health Promotion diakses onlinehttp://phprimer.afmc.ca/Part1-TheoryThinkingAboutHealth/Chapter4BasicConceptsInPreventionSurveillanceAndHealthPromotion/Thestagesofpreventio
\\\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar