PENGKAJIAN FISIK
BAYI BARU LAHIR,
PENAMPILAN DAN PERILAKU BAYI BARU LAHIR SERTA
RENCANA ASUHAN
BAYI 2-6 HARI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : SAHYUNI SARI MARBUN
DOPING
: NURIA ARMA, SST., M. Keb
PROGRAM STUDI D4
KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI
DAN ILMU KESEHATAN UMUM
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang pengkajian fisik bayi baru lahir, penampilan dan perilaku bayi baru
lahir serta membuat rencana asuhan bayi 2-6 hari.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah pengkajian fisik bayi baru lahir, penampilan
dan perilaku bayi baru lahir serta membuat rencana asuhan bayi 2-6 hari dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Medan,
24 Oktober 2017
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar belakang penulisan................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................. 2
1.3 Manfaat penulisan.............................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1 Pengkajian fisik bayi baru lahir.......................................................... 3
2.2 Penampilan dan perilaku bayi baru lahir............................................ 8
2.3
Membuat rencana
asuhan bayi 2-6 hari......................................... ... 12
BAB III KESIMPULAN............................................................................ 20
3.1 Kesimpulan.................................................................................... ... 20
3.2 Saran.................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang penulisan
Pemeriksaan
fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai
status kesehatan bayi dan untuk mengenal/ menemukan kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera. Waktu pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan
sesudah sesaat bayi baru lahir, saat kondisi atau suhu tubuh bayi sudah stabil,
dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi, pembersihan badan
bayi, perawatan tali pusat, 24 jam setelah bayi lahir, dan akan pulang dari
rumah sakit.
Bayi
baru lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk adaptasi dari kehidupan
intra-uterin ke kehidupan ekstra-uterin. Perubahan yang cepat dan kompleks itu
dimulai sejak terpotongnya tali umbilikus. Ada beberapa perubahan fisiologis
pada bayi baru lahir yang dapat diketahui dari ciri-ciri umum bayi baru lahir
normal. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut kita melakukan suatu pemeriksaan
fisik terhadap bayi baru lahir.
Pemeriksaan
fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan pada bayi setelah
berada di dunia luar dengan tujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan
normal dan adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya
refleks primitif. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi stabil, biasanya
6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan
fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat,
sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada
pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak
mengalami hipotermia dan trauma dari tindakan yang kita lakukan. Selalu
lengkapi semua tindakan dengan inform
consent terlebih dahulu kepada ibu/ orang tua bayi, apabila bayi telah
dirawat gabung bersama ibunya.
Pemahaman
dasar ,engenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah dengan
menggunakan pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta perilaku
bayi, dengan demikian, kita tidak dapat menentukan keadaan bayi jika tida
dilakukan pemeriksaan untuk merencanakan asuhan yang akan diberikan kepada
bayi. Oleh karena bayi belum dapat berkomunikasi seperti orang dewasa, kita
menilai dari penampilan dan perilakunya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang
dikaji pada fisik bayi baru lahir?
2.
Bagaimana
penampilan dan perilaku bayi baru lahir?
3.
Apa saja rencana
asuhan yang diberikan pada bayi usia 2-6 hari?
1.3
Manfaat Penulisan
1.
Untuk mengetahui
apa saja yang dikaji pada fisik bayi baru lahir.
2.
Untuk mengetahui
bagaimana penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
3.
Untuk mengetahui
apa saja rencana asuhan yang diberikan pada bayi usia 2-6 hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi tentang anak dan keluarganya dengan menggunakan semua
pancaindra baik subjektif maupun objektif. Pengakajian fisik bayi baru lahir
dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara
inspeksi maupun observasi. (Sari Wahyuni SST, 2002)
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada
bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan dan kelahiran. Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui
sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada bayi
dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir.
Tujuan pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan
didalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian
APGAR. Penilaian ini meliputi appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung),
grimace ( refleks atau respon terhadap rangsang), activity ( tonus otot), dan
respiratory effort ( usaha bernapas). Tahap kedua adalah pengkajian keadaan
fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan
normal atau tidak mengalami penyimpangan. (Lyndon Syaputra, 2014)
Tujuan pengkajian adalah:
1.
Mendapatkan
hasil yang valid
2.
Mengetahui
keadaan fisik secara umum
3.
Mengetahui
kondisi normal/abnormal
Prosedur pemeriksaan fisik bayi baru
lahir antara lain adalah sebagai berikut.
a.
Menginformasikan
prosedur dan meminta persetujuan orang tua
b.
Mencuci tangan
dan mengeringkannya, jika perlu, gunakan sarung tangan.
c.
Memastikan
penerangan cukup dan hangat untuk bayi
d.
Memeriksa secara
sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).
e.
Mengidentifikasi
warna kulit dan aktivitas bayi
f.
Mencatat miksi
dan mekonium bayi
g.
Mengukur lingkar
kepala (KL), lingkar dad (LD), lingkar perut (LP), lingkar lengan atas (LILA)
dan panjang badan (PB); serta menimbang berat badan bayi (BB).
h.
Mendiskusikan
hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i.
Mendokumentasikan
hasil pemeriksaan.
Adapun aspek yang perlu dikaji:
1.
Riwayat,
meliputi:
a.
Persalinan (
lamanya?spontan?)
b.
Neonatal(mekonium?
Trauma saat lahir?)
2.
Keadaan umum:
a.
Secara
keseluruhan (perbandingan tubuh bayi secara proporsional/tidak)
b.
Bagian kepala,
badan dan ekstremitas (pemeriksaan ada/tidaknya kelainan)
c.
Tonus otot dan
tingkat aktivitas (gerakan bayi aktif/tidak)
d.
Warna kulit dan
bibir (kemerahan/kebiruan)
e.
Tangis bayi
(melengkung, merintih, normal)
3.
Tanda-tanda vital
a.
Periksa
frekuensi napas dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati naik/turun
perut bayi. Bayi dalam keadaan tenag, laju napas normalnya 40-60 kali permenit.
b.
Periksa
frekuensi jantung dengan menggunakan stetoskop dan dihitung selama satu menit.
Laju jantung normal 120-160 denyut per menit.
c.
Suhu tubuh bayi
baru lahir normalnya 36,5-37,2 ˚ Cdiukur menggunakan termometer.
4.
Berat badan dan pengukuran panjang badan
a.
Berat badan.
Berat badan bayi baru lahir yang normal, yaitu berkisar antara 2500-4000 gram.
Diukur dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi dalam melakukan pemeriksaan
berat badan bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan hasilnya dikurangkan dari
berat bungkus bayi. Contoh:
Berat bayi dengan bungkus : 3,50 kg
Berat bayi : 3,25 kg
b.
Panjang badan.
Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita pengukur, ukurlah dari ujung kepala
sampai ujung tumitnya, normal panjang bayi baru lahir berkisar antara 45-53 cm.
5.
Kepala
a.
Ubun-ubun.
Ukuran bervariasi dan tidak ada standar. Ubun-ubun merupakan titik lembut pada
bagian atas kepala bayi ditempat tulang tengkorak yang belum sepenuhnya
bertemu.
b.
Sutura, molase.
Perubahan bentuk kepala janin (molding/molase)
0
: sutura
terpisah
1
: Sutura
(pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/ bersesuaian.
2
: Sutura tumpang
tindih tetapi dapat diperbaiki
3
: Sutura tumpang
tindih dan tidak dapat diperbaiki.
c.
Penonjolan atau
daerah cekung. Periksa adanya kelainan baik karena trauma persalinan (kaput
suksadaneum, sefalo hematom) atau adanya cacat kongenital (hidrosefalus)
d.
Ukur lingkar
kepala untuk mengukur ukuran frontal oksipitalis kepala bayi.
6.
Telinga.
Untuk memeriksa telinga bayi, tatap wajah bayi. Bayangkan sebuah garis
melintasi kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada diatas
garis ini.
7.
Mata.
Lihat kedua mata bayi, perhatikan apakah kedua matanya tampak normal dan apakah
bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil
bayi. Normlanya, jika disinari pupil akan mengecil.
8.
Hidung dan mulut.
Yang pertama kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan mudah melalui hidung
atau ada hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit,
refleks isap, dinilai dengan mengamati pada saat bayi menyusu atau dengan cara
menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari
tangan Anda untuk merasakan isapan bayi. Perhatikan adanya kelainan kongenital
seperti labiopalatoskizis.
9.
Leher.
Periksa lehernya apakah pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk melihat
tiroid (gumpalan didepan tenggorok bengkak). Hal ini merupakan masalah pada
bayi baru lahir.
10. Dada. Pada daerah yang dipeiksa adalah bentuk dari dada,
puting, bunyi napas, bunyi napas, bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop)
11. Bahu, lengan dan
tangan. Yang dilakukan adalah
melihat gerakan bayi apakah aktif atau
tidak kemudian menghitung jumlah jari bayi.
12. Perut. Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu
bentuk perut bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat, kenudian saat
bayi menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek (pada saat bayi
tidak menangis) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
13. Alat kelamin. Hal yang perlu diperhatikan:
a.
Bayi laki-laki,
normalnya ada dua testis dalam skrotum. Kemudian pada ujung penis terdapat
lubang.
b.
Bayi perempuan,
normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina terdapat lubang, pada
uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris.
14. Pinggul, tungkai
dan kaki. Untuk memeriksa
pinggul, pegang tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi
luar, dengarkan atau rasakan adakah bunyi “Klik” ketika anda menggerakkan
kakinya. Jika mendengan bunyi “klik” segera laporkan ke dokter anak untuk
dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya, lakukan gerakan dengan lembut
setiap kaki naik dan turun, kembali dengarkan dan rasakan suara “klik” ketika
anda menggerakkannya. Pada pemeriksaan pinggul dan kaki yang perlu diperiksa
adalah gerakan, bentuk simetris, dan panjang kedua kaki harus sama, serta
jumlah jari
15. Punggung dan
anus. Pada bagian ini yang
diperiksa adalah pembengkkan ataupu ada cekungan pada punggung bayi dengan cara
membalikkan badan bayi dan melihat punggungnya, kemudian jari anda menuruni
punggung bayi untuk merasakan benjolan pada tulang punggungnya. Pada anus
diperiksa lubangnya apakah telah mengeluarkan mekonium/cairan.
16. Kulit. Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan
keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-kuningan, berminyak, dan berlendir yang
berfungsi melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia
berada di dalam rahim), warna, pembengkakan atau bercak hitam, dan tanda lahir.
Tabel 1.1 NILAI APGAR
|
parameter
|
o
|
1
|
2
|
|
A: appearence
(warna kulit) |
pucat
|
Badan merah muda, ekstremitas
biru
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
|
|
P: pulse (denyut jantung)
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
|
G: grimace (reaksi terhadap
rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik
|
Batuk/bersin
|
|
A: avtivity (tonus otot)
|
lumpuh
|
Sedikit fleksi pada ekstremitas
|
Gerakan aktif
|
|
R: respiration ( usaha bernapas)
|
Tidak ada
|
Lemah/ tidak teratur
|
Tangisan yang baik
|
2.2
Penampilan Dan Perilaku Bayi Baru Lahir
Pada waktu melakukan pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, hendaknya dilakukan secara cermat, hati-hati dan perhatikan
beberapa kondisi penampilan bayi secara keseluruhan antara lain: keadaan umum
bayi, penampilan fisik seperti warna kulit pucat atau tidak.
1.
Kulit bayi.
Perhatikan dengan baik kulit bayi
beberapa bayi memiliki beberapa bintik dikulit mereka. Contohnya, bayi mungkin
memiliki bintik besar dan gelap di
punggung bagian bawah atau pantat. Bayi lain mungkin memiliki bintik merah di
wajah. Bintik-bintik ini tidak berbahaya, namun bintik yang seperti bisul merah
kecil kemungkinan besar merupakan tanda infeksi.
2.
Warna kulit bayi
Menurut Inter Mountain Care (2004), Skin color: Skin color in newborns can vary
greatly—from a pink and white or yellowish tone to the typical redness. Even
from one moment to the next, skin color can vary depending on the activity
level of the baby. Of course, family characteristics and racial factors will
also influence the color of your baby’s skin. At birth, the skin of the normal
newborn is reddish-purple in color and turns bright red when the baby cries.
(During the first few days of life, the skin gradually loses this redness.) In
addition, the newborn’s hands and feet may be cool and blue. By the third day,
he may also appear slightly yellow. This condition is called jaundice. It is
common in newborns, and only occasionally requires special treatment.
(Warna kulit: Warna kulit pada bayi baru lahir bisa sangat bervariasi - dari warna pink dan warna putih atau kekuningan hingga kemerahan khas. Bahkan saat-saat tertentu, warna kulit bisa bervariasi tergantung tingkat aktivitas bayinya. Tentu saja karakteristik keluarga dan ras juga merupakan faktor yang mempengaruhi warna kulit bayi. Saat lahir, kulit bayi normal yang baru lahir berwarna merah- keunguan dan berubah menjadi merah terang saat bayi menangis. (pada waktu beberapa hari kehidupan, warna kemerahan pada kulit bayi akan hilang secara bertahap). Selain itu, tangan dan kaki bayi yang baru lahir mungkin terasa dingin dan biru. Pada hari ketiga, ia mungkin juga tampak sedikit kuning. Kondisi ini disebut penyakit kuning. Hal ini biasa terjadi pada bayi yang baru lahir, dan hanya kadang-kadang membutuhkan perlakuan khusus)
Rash: Your infant’s
tender and sensitive skin commonly reacts to his new environment. Scattered,
pinhead-sized, or somewhat larger papules (pimples) surrounded by a mild red
zone may appear in various areas of the body when your baby is about 2 days
old. These will disappear over time. The cause is unknown, and the rash
requires no treatment.
(Ruam: Kulit lembut dan sensitif bayi biasanya beradaptasi dengan lingkungan barunya. Biasanya seukuran kepala peniti, atau agak lebih besar Papula (jerawat) yang dikelilingi oleh zona merah sering muncul di berbagai area tubuh saat bayi yang berumur sekitar 2 hari. Ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Penyebabnya tidak diketahui, dan ruam tidak memerlukan pengobatan). (IMC,2004)
Bayi semestinya memiliki warna kulit
kulit yang normal beberapa jam setelah lahir. Karena itu bidan harus
memperhatikan dengan seksama bila hal-hal ini terjadi:
·
Warna kulit bayi
masih kebiruan : jika tangan dan kaki bayi masih berwarna kebiruan namun suhu
tubuh bayi hangat, mungkin idak ada masalah yang serius. Beberapa bayi bahkan masih
memiliki tangan dan kaki kebiruan satu
atau dua hari setelah lahir. Bibir atau wajah bayi masih terlihat biru satu jam
setelah lahir, kemungkinan bayi mengalami masalah dengan jantung atau
paru-parunya, kemungkinan dia memerlukan oksigen.
·
Jika kulit bayi
terlihat kekuningan kurang dari 24 jam setelah lahir bisa jadi dia terkena
penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan medis.
·
Kulit bayi
terlihat pucat. Bayi terlihat pucat dan lemas kemungkinan bayi mengalami anemia
atau penyakit kesehatan lainnya. Segera minta bantuan medis.
·
Kulit bayi
sangat merah: bayi sangat merah mungkin tidak terjadi apa-apa. Coba perhatikan
dia selama satu minggu untuk mencari kemungkinan penyakit kuning. Jika kulitnya
mulai berubah menjadi kekuningan, napasnya mulai cepat dan mengalami kesulitan
saat menyusui segera minta bantuan medis.
·
Kebanyakan bayi
baru lahir akan mengalami ruam pada kulit dalam minggu-minggu pertama. Ruam
biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai,
dan punggung. Tetapi juga bisa muncul di wajah. Ruam ini cenderung menghilang
sendiri tanpa pengobatan. Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas
untuk mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini,
terutama pada cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi
beberapa hari, terutama di pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
·
Bayi yang
sebetulnya normal akan tampak kuning pada hari kedua, yang harus diperhatikan
adalah kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
·
Bayi baru lahir
memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang
merusak beberapa jaringan lemak. Pada persalinan dengan pertolongan porsep, benjolan
tertentu sering ditemukan di kepala, pipi, dan leher. Benjolan bisa pecah
menembus kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera
sembuh.
3.
Refleks
Refleks adalah suatu gerakan yang
terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari pada bayi normal, di bawah
ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan perilaku bayi, baik secara spontan
karena adanya rangsangan atau bukan.
·
Tonik neek
refleks, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila di
tengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.
·
Rooting reflek,
yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan membuka
mulutnya dan memringkan kepalanya ke arah datangnya jari.
·
Grasping reflek,
reflek yang timbul di luar kemauan? Kesadaran bayi. Contoh : bila bayi di
angkat atau di renggut secara kasar dari gendongan kemudian seolah-olah bayi
melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya pada orang yang mendekapnya.
·
Startle reflek,
reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan
tangan dan sering di ikuti dengan tangis.
·
Stapping
reflek, reflek kaki secara spontan bila
bayi diangkat tegak dan kakinya satu per satu di sentuhkan pada satu dasar maka
bayi seolah-olah berjalan.
·
Refleks mencari
puting (rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau di dekat
mulut, berusaha untuk menghisap.
·
Refleks
menghisap (suckling), yaitu aerola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan
langit-langit sehingga sinus latiferus tertekan dan mengeluarkan ASI.
·
Refleks menelan
(swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring
sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke daerah lambung.
(Rukiyah, dkk, 2013)
2.3
Rencana Asuhan Yang Diberikan Pada Bayi Usia 2-6
Hari.
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari setelah
lahir harus di buat secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada
langkah sebelumnya atau sesuai keadaan bayi saat itu apakah dalam keadaan
normal/ sehat atau mengalami gangguan/ sakit. Pada bayi yang lahir dirumah
sakit atau klinik bersalin, asuhan pada bayi 2-6 hari ini juga di informasikan
dan diajarkan kepada kedua orang tua bayi, sehingga saat kemali ke rumah mereka
sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan
pada bayi 2-6 hari meliputi hal-hal sebagai beikut:
1.
Minum
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh di konsumsi oleh bayi baru
lahir dan diberikan secara cepat/dini
adalah air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Berikan ASI sesering mungkin sesuai
keinginan bayi (on demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau
sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit 4 jam), berikan ASI dari
salah satu payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah kurang baru di
ganti dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi
berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun,
dengan penambahan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (makanan
pendamping ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja
dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan asih
sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan yang sangat besar terhadap
terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan
bagi ibu.
2.
BAB
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup
bervariasi selama minggu pertama, dan jumlah paling banyak adalah antara hari
ketiga dan ke enam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau
karena adanya mekonium) di keluarkan sejak hari ketiga dan ke enam. Bayi baru
lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan tinja dari
pada mereka yang diberi makan kemudian. Tinja dari bayi yang disusui ibunya
berbeda dengan tinja yang di beri susu botol. Tinja dari bayi yang di susui
lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setelah diberi makan atau defekasi 1x
setiap 3 sampai 4 hari. Walaupun demikian konsistensi tinja tetap lunak dan
tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum dari botol susu berbentuk, namun
tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi
kulit bayi.
Tinja ini akan berkurang pada minggu ke
dua dari 5 atau 6 , defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan
makanan padat tinja bayi akan menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya
dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi
BAB paling tidak 1X sehari.
Setiap kali bayi BAB bersihkan bokong
bayi agar tidak lecet dan mengganggu kenyamanan bayi, karena jika daerah
bokong lembab dan kotor mudah mengalami
lecet sehingga nantinya bayi akan rewel. Untuk membersihkan daerah bokong,
sebaiknya memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segera keringkan dengan
handuk secara lembut, ibu, keluarga atau bidan menolong bayi setelah BAB segera
cuci tangan di atas air mengalir dengan sabun.
3.
BAK
Air seni di buang dengan cara
menggosongkan kandung kemih secara refleks. Bayi miksi sebanyak 6 kali sehari.
Semakin banyak cairan yang masuk maka semakin sering bayi miksi. ( Sari
Wahyuni, 2012)
Berkemih 6-10 x dengan warna urin pucat
menunjukkan masukan cairan yang cukup
atau berkemih > 8 x pertanda ASI cukup. Umunya bayi cukup bulan mengeluarkan
urine sebanyak 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi agar tetap bersih, hangat,
dan kering, maka setelah BAK harus di ganti popoknya. (Rukiyah, 2013)
4.
Istirahat
Menurut Inter Mountain Care (2004) “Most—but
not all—newborn babies sleep a lot. Some sleep for as many as 18-20 hours a
day, while others may sleep for only 8 hours a day. Some babies are more active
and alert, while others are more fussy and demanding—or more calm and quiet.”.
(Sebagian besar -tapi tidak semua-bayi yang baru lahir tidur nyenyak. Beberapa bayi tidur sebanyak 18-20 jam sehari, sementara yang lain mungkin tidur hanya 8 jam sehari. Beberapa bayi lebih aktif dan waspada, sementara yang lainnya lebih rewel dan menuntut - atau lebih tenang dan diam).
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir,
bayi normalnya sering tidur. Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur 16
jam sehari. Pada umunya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan
selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu
dingin (Rukiyah, 2013).
Jumlah
total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Pola ini
dapat terlihat pada tabel berikut ini:
|
USIA
|
LAMA TIDUR
|
|
1 minggu
|
16,5 jam
|
|
1 tahun
|
14 jam
|
|
2 tahun
|
13 jam
|
|
5 tahun
|
11 jam
|
|
9 tahun
|
10 jam
|
5.
Kebersihan
Kulit dari bayi baru lahir secara struktur dasar hampir sama dengan
kulit orang dewas. Kulit bayi biasanya tipis, lembut dan sangat mudah terjadi
trauma baik akibat peregangan, tekanan atau bahan-bahan dengan pH yang berbeda.
Kulit fetus dalam uterus di tutupi oleh
verniks kaseosa yang merupakan hasil komposisi material lemak, berwarna
putih/kuning serta terbentuk karena sekresi kelenjar sebasea dan penumpukan sel
mati.
Kulit bayi mempunyai peranan penting melindungi bayi dan sangat
penting untuk menjaga kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit. Salah satu cara
untuk menjaga kebersihan kulit adalah dengan memandikan bayi. Ruangan untuk
memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandinya bayi secara
cepat dengan air bersih dan hangat.
Setelah bayi dimandikan, segera keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudian
berika pada ibu untuk di berikan ASI.
Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan
hati-hati, lembut pada saat memandikan usahakan memandikan bagian-bagian tubuh
tidak langsung sekaligus:
1.
Bagian kepala:
lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah pakai sabun, kemudian lap dengan
handuk lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian pakaikan sampo kalau rambut
kotor, kemudian di bilas lalu keringkan dengan handuk.
2.
Bagian tubuh:
buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih
dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai waslap yang
telah di beri air dan sabun mulai dari
leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh
bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah di isi dengan air hangat ± 37 derajat
celcius.
3.
Angkat tubuh
bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak keringkan dengan handuk,
pakaikan minyak telon pada dad, perut, dan punggung jangan pakaikan bedak, lalu
pakaikan baju, kemudian bayi dibungkus agar hangat dan dekapkan pada tubuh ibu.
6.
Keamanan
All
children are born with a natural curiosity about the environment around them
They explore this environment by putting everything into their mouths. As they
begin to crawl, walk, and climb, this curiosity increases and so does the risk
for poisoning. Many poisonings occur while a parent is using a product—such as
a cleaning solution or paint. The child may start to play with the cleaning
bucket or paint cat. (IMC,2004)
(Semua anak-anak lahir dengan rasa ingin
tahu yang alami tentang lingkungan sekitar mereka. Mereka menjelajahi
lingkungan dengan memasukkan semuanya ke dalam mulut. Saat mereka mulai
merangkak, berjalan, dan mendaki, keingintahuan ini meningkat, dengan begitu
resiko keracunan sering terjadi saat orang tua menggunakan produk- seperti
larutan pembersih atau cat. Anak mungkin mulai bermain dengan ember pembersih
atau kaleng cat)
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa
ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun pada mulut bayi selain ASI, karena
bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur
bayi.
7.
Tanda-tanda bahaya pada bayi
In the Sarojninagar community of the Lucknow district of Uttar Pradesh, northern India, the majority (70.5%) of births take place at home, attended by untrained personnel. Most of the neonates were bathed soon after birth; mothers discarded colostrum and did not start breastfeeding until the third day postpartum
(Dalam komunitas Sarojninagar dari Distrik Lucknow di Uttar Pradesh, India utara, mayoritas (70,5%) kelahiran berlangsung di rumah, di tolong oleh tenaga yang tidak terlatih. Sebagian besar neonatus dimandikan segera setelah lahir; Para ibu membuang kolostrum dan mulai tidak menyusui sampai hari ketiga pascapersalinan).
“The figures below show the danger signs of the newborn. CHT Members should immediately refer the baby to the health facility if they identify any of the following danger signs”. (Angka di bawah menunjukkan tanda bahaya bayi baru lahir. Anggota CHT harus segera merujuk bayi ke fasilitas kesehatan jika mereka mengidentifikasi tanda bahaya berikut):
Feeding
less or not feeding at all
·
Not
able to suck at the breast when the mother tries to put the baby to the breast
several times over a few
·
The
baby was feeding well after bith but has stopped feeding well now.
Kurang
makan atau tidak menyusui sama sekali
·
Tidak mampu mengisap payudara Saat ibu
mencoba untuk menempatkan mulut bayi ke payudara beberapa beberapa kali lebih
dari beberapa jam
·
Bayi sedang menyusui dengan baik Setelah
bith tapi sudah berhenti makan dengan baik sekarang
Convulsion
·
The
baby’s arms and legs become stiff.
·
The
baby stops breathing and becomes blue.
·
Recurring
movement of a part of the body like twitching of the mouth or blinking of the
eyes.
Ledakan
·
Lengan dan kaki bayi menjadi kaku
·
Bayi berhenti bernapas dan menjadi biru.
·
Pergerakan berulang di bagian tubuh
seperti kedutan mulut atau kedipan mata.
High or very low temperature
·
Temperature is below 35.5 Celsius
·
Temperature is above 37.5 Celsius
Tinggi
atau sangat rendah suhu
·
Suhu di bawah 35,5 Celsius
·
Suhu di atas 37,5 Celsius
Local Infection
·
Most
common infection occurs in umbilicus, skin, and eyes.
·
Pus
coming out of the umbilicus and the eyes, and skin boils with pus.
·
The
skin where the stump is attached to is red.
Infeksi
Lokal
·
Infeksi yang paling umum terjadi di
umbilikus, kulit, dan mata.
·
Pus keluar dari umbilikus dan mata, dan
kulit bernanah.
·
Kulit merah.
No movement or less movement
·
The
baby only moves when stimulated, or doesn’t move at all with stimulation
Tidak
ada pergerakan atau gerakan kurang
·
Bayi hanya bergerak saat dirangsang, atau
tidak bergerak sama sekali dengan rangsangan
Fast or difficulty in
Breathing
·
“Fast
breathing”: breathing rate is 60 per minute or more.
·
“Chest
indrawing”: the lower chest wall goes in when the child breathes in, and the
upper chest and abdomen move out.
Pernafasan
sulit atau cepat
·
"bernafas cepat": Tingkat
pernapasan adalah 60 per menit atau lebih.
·
"bernafas dalam ": dinding
dada bagian bawah masuk Saat anak bernafas dalam dan dada bagian atas dan perut
bergerak keluar.
Yellow Skin
·
The
baby shows yellow skin on face within 24 hours after delivery
·
The
baby develops yellow palms and soles (more than 24 hours old).
Kulit
Kuning
·
Bayi menunjukkan kulit kuning di wajah
dalam waktu 24 jam setelahnya kelahiran
·
Bayi mengembangkan telapak tangan dan
telapak kuning (lebih dari 24 jam ). ( Jurnal Annex, 2015)
Jika menemukan kondisi ini harus segera
dilakukan pertolongan dan orang tua harus mengetahuinya seperti:
a.
Pernapasan sulit
atau lebih dari 60 x per menit
b.
Terlalu hangat
(>38 ˚ C) atau terlalu dingin (<36 ˚ C)
c.
Kulit bayi
kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar
d.
Hisapan saat
menyusu lemah, rewel, sering muntah mengantuk berlebihan
e.
Tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, pernapasan sulit
f.
Tidak BAB dalam
3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/ encer, sering berwarna hijau tua,
ada lendir atau darah
g.
Menggigil,
rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menngis terus menerus. (
Rukiyah, 2013)
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada
bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan dan kelahiran. Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui
sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada bayi
dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir.
Tujuan pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan
didalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian
APGAR. Penilaian ini meliputi appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung),
grimace ( refleks atau respon terhadap rangsang), activity ( tonus otot), dan
respiratory effort ( usaha bernapas). Tahap kedua adalah pengkajian keadaan
fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam
keadaan normal atau tidak mngalami penyimpangan.
Pada waktu melakukan pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, hendaknya dilakukan secara cermat, hati-hati dan perhatikan
beberapa kondisi penampilan bayi secara keseluruhan antara lain: keadaan umum
bayi, penampilan fisik seperti warna kulit pucat atau tidak
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari
setelah lahir harus di buat secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan
pada langkah sebelumnya atau sesuai keadaan bayi saat itu apakah dalam keadaan
normal/ sehat atau mengalami gangguan/ sakit. Pada bayi yang lahir dirumah
sakit atau klinik bersalin, asuhan pada bayi 2-6 hari ini juga di informasikan
dan diajarkan kepada kedua orang tua bayi, sehingga saat kemali ke rumah mereka
sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri.
3.2
Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi penulisan dan materi . oleh sebab itu, sebagai pembaca yang bijak
penulis harap untuk memberi saran dan kritik yang membangun demi perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya tenaga kesehatan agar
lebih hati-hati dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan
Lia Yulianti. 2013. Asuhan neonatus, bayi
dan anak balita. Jakarta: Trans Info
Media.
Wahyuni, Sari. 2012. Asuhan neonatus, bayi dan balita penuntun
belajar praktik klinik. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.
Saputra, Lyndon. 2014. Catatan ringkasAsuhan Neonatus, Bayi, dan
Balita. Tanggerang selatan: Bina Rupa
Aksara Publisher
http://www.conursing.uobaghdad.edu.iq/uploads/others/conursing/leacture/ali/the%20newborn%20baby.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar