MAKALAH BIOREPRODUKSI
KANKER ENDOMETRIUM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.
Melati
2.
Karmila
3.
Murijah
4.
Sahyuni Sari Marbun
5.
Anjela Apriani Giawa
6.
Valentina Sipahutar
7.
Risma Nola
8.
Riski Maharani
9.
Dhea Meilani
10.
Alda Humairah Herman
11.
Mutiara Verawati Lubis
12.
Nurazizah siambaton

INSTITUT
KESEHATAN HELVETIA MEDAN
PRODI D-IV
KEBIDANAN SMA
TAHUN AJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah atas semua rahmat dan hidayahNya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena iu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah kami ini.
Medan, 29 januari 2017
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penulisan
1.4.
Manfaat
Penulisan
BAB II ISI
2.1. Apakah definisi kanker endometrium?
2.2. Apakah etiologi dari kanker endometrium?
2.3. Apakah tanda dan gejala dari kanker endometrium?
2.4. Bagaimana cara deteksi dini terhadap kanker endometrium?
2.5. Bagaimana penatalaksanaan terhadap kanker endometrium?
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Kanker lapisan endometrium adalah tumor
ganas yang tumbuh pada kelenjar lapisan endometrium, merupakan salah satu dari
tiga macam tumor ganas pada organ reproduksi, menempati sekitar 7% dari
keseluruhan kanker pada wanita, merupakan 20% - 30%nya tumor ganas saluran
reproduksi. Kanker lapisan endometrium dapat tumbuh pada usia apapun, umur yang
paling umum adalah 58 – 61 tahun, 50% - 70% terkena penyakit setelah menopause.
Belakangan ini kasus kanker lapisan endometrium terus meningkat, telah
mendekati bahkan melebihi kanker serviks. Kemungkinan hidup 5
tahun pasien kanker lapisan endometrium 25% - 30%, kambuh ulang kanker lapisan
endometrium adalah hal yang paling mempengaruhi kemungkinan hidup 5 tahun
pasien.
Dengan adanya kejadian tersebut, maka
skrinning dan deteksi dini pada kanker lapisan endometrium sangat dibutuhkan
agar masyarakat khususnya wanita lebih dini mengetahui apakah mereka dalam
keadaan sehat atau tidak.
1.2. Rumusan Masalah
1
Apakah definisi kanker endometrium?
2
Apakah etiologi dari kanker
endometrium?
3
Apakah tanda dan gejala dari kanker endometrium?
4
Bagaimana cara deteksi dini terhadap kanker endometrium?
5
Bagaimana penatalaksanaan terhadap kanker endometrium?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah untuk
memenuhi tugas bioreproduksi dan untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai
kanker endometrium.
1.4. Manfaat penulisan
1. Untuk mengetahui apa
itu kanker endomerium.
2. Untuk mengetahui
etiologi kanker endometrium
3. Untuk mengetahui tanda
dan gejala kanker endometrium
4. Untuk mengetahui cara
deteksi dini terhadap kanker endometrium
5. Untuk mengetahui
penatalaksanaan terhadap kanker endometrium.
BAB II ISI
A. Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada
organ endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin.
kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain
dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker
endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan
pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause.
(Whoellan 2009)
B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab
kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium.
Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker
endometrium :
a.
Obesitas atau
kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan
reaksi konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini
ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada
kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25
Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan
wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas
berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat
menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode
numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia
menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah
paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2
kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih
tinggi baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah
melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor
ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan
(paritas).
d.
Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e.
Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan
selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium
intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan
meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%.
f.
Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor
resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita
karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang
abnormal berkisar antara 17-64%.
g.
Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.
h.
Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi
angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara
yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan
Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan
Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan
sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari
keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini
tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara.
Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri
dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan
Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di
negara-negara Asia lainnya.
i.
Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga
yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j.
Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.
C. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai
berikut :
a. Rasa sakit pada saat menstruasi.
b. Rasa sakit yang parah dan terus menerus
pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan
seks.
c. Sakit punggung pada bagian bawah.
d. Sulit buang air besar atau diare.
e. Keluar darah pada saat buang air kecil
dan terasa sakit.
f. Keputihan bercampur darah dan nanah.
g. Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.
D. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu
dilakukan:
a. Foto toraks untuk
menyingkirkan metastasis paru-paru
b. Tes Pap smear, untuk
menyingkirkan kanker serviks
c. Pemeriksaan laboratorium
yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal, elektrolit.
E. Pembagian stadium kanker lapisan
endometrium
a. Stadium 0 : hanya
sebatas pembesaran kelenjar tumor, juga disebut sebagai titik awal kanker.
b. Stadium I
: kanker hanya sebatas rahim.
c. Stadium II
: kanker telah menginvasi ke serviks.
d. Stadium III
: kanker telah meluas sampai ke luar rahim (termasuk vagina), tapi belum
melebihi tulang panggul.
e. Stadium IV
: kanker melebihi tulang panggul atau dengan jelas menginvasi kekandung
kemih atau selaput dubur.
F. Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum
ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi
radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah
bening pelvis dan biopsi paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum,
biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi
dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan tumor merupakan terapi yang
utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.
Kemoterapi
Adalah pemberian obat
untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar
keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase
ke tempat lain.
A. Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan
untuk :
(1) Membunuh sel-sel kanker.
(2) Menghambat pertumbuhan sel-sel
kanker.
(3) Meningkatkan angka ketahanan
hidup selama 5 tahun.
B. Jenis kemoterapi :
1. Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan
dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2. Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk
mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
3. Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk
diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
4. Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
5. Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau
lebih agen kemoterapi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker
endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim.
Sampai saat ini belum diketahui secara
pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan
bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan
kanker endometrium.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan bisa mengetahui skrinning dan
deteksi dini terhadap kanker endometrium serta melakukan asuhan yang sesuai
protap
2. Setiap wanita,
terutama mereka yang sudah menopause harus diberitahu mengenai risiko dan gejala kanker endometrium
3. Wanita harus
melaporkan setiap perdarahan atau bercak darah pada dokter atau tenaga
kesehatan lain
.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan
Medikal Bedah.Jakarta. EGC
Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa
Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar