Selasa, 31 Januari 2017

kanker endometrium

MAKALAH BIOREPRODUKSI
KANKER ENDOMETRIUM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.      Melati
2.      Karmila
3.      Murijah
4.      Sahyuni Sari Marbun
5.      Anjela Apriani Giawa
6.      Valentina Sipahutar
7.      Risma Nola
8.      Riski Maharani
9.      Dhea Meilani
10.  Alda Humairah Herman
11.  Mutiara Verawati Lubis
12.  Nurazizah siambaton
logo.png
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN SMA
TAHUN AJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah atas semua rahmat dan hidayahNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena iu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini.





Medan, 29 januari 2017

                                                                                        Penyusun



DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
1.2.            Rumusan Masalah
1.3.            Tujuan Penulisan
1.4.            Manfaat Penulisan
BAB II ISI
2.1.       Apakah definisi kanker endometrium?
2.2.      Apakah etiologi dari kanker endometrium?
2.3.       Apakah tanda dan gejala dari kanker endometrium?
2.4.      Bagaimana cara deteksi dini terhadap kanker endometrium?
2.5.       Bagaimana penatalaksanaan terhadap kanker endometrium?

BAB III PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
3.2.    Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Kanker lapisan endometrium adalah tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar lapisan endometrium, merupakan salah satu dari tiga macam tumor ganas pada organ reproduksi, menempati sekitar 7% dari keseluruhan kanker pada wanita, merupakan 20% - 30%nya tumor ganas saluran reproduksi. Kanker lapisan endometrium dapat tumbuh pada usia apapun, umur yang paling umum adalah 58 – 61 tahun, 50% - 70% terkena penyakit setelah menopause. Belakangan ini kasus kanker lapisan endometrium terus meningkat, telah mendekati bahkan melebihi kanker serviks. Kemungkinan hidup 5 tahun pasien kanker lapisan endometrium 25% - 30%, kambuh ulang kanker lapisan endometrium adalah hal yang paling mempengaruhi kemungkinan hidup 5 tahun pasien.
Dengan adanya kejadian tersebut, maka skrinning dan deteksi dini pada kanker lapisan endometrium sangat dibutuhkan agar masyarakat khususnya wanita lebih dini mengetahui apakah mereka dalam keadaan sehat atau tidak.

1.2. Rumusan Masalah
1          Apakah definisi kanker endometrium?
2         Apakah etiologi dari kanker endometrium?
3        Apakah tanda dan gejala dari kanker endometrium?
4        Bagaimana cara deteksi dini terhadap kanker endometrium?
5        Bagaimana penatalaksanaan terhadap kanker endometrium?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah untuk memenuhi tugas bioreproduksi dan untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai kanker endometrium.

1.4. Manfaat penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu kanker endomerium.
2.      Untuk mengetahui etiologi kanker endometrium
3.      Untuk mengetahui tanda dan gejala kanker endometrium
4.      Untuk mengetahui cara deteksi dini terhadap kanker endometrium
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap kanker endometrium.




BAB II ISI
A.    Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause. (Whoellan 2009)

B.     Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a.       Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b.          Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29. 
c.       Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).


d.           Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e.             Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%.
f.              Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%. 
g.            Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol. 
h.            Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya.
i.                Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j.                Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

C.    Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
a.       Rasa sakit pada saat menstruasi.
b.      Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.
c.       Sakit punggung pada bagian bawah.
d.      Sulit buang air besar atau diare.
e.       Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
f.       Keputihan bercampur darah dan nanah.
g.      Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

D.    Pemeriksaan Penunjang 
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
a.       Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
b.      Tes Pap smear, untuk menyingkirkan kanker serviks
c.       Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal, elektrolit.

E.            Pembagian stadium kanker lapisan endometrium
a.       Stadium 0 : hanya sebatas pembesaran kelenjar tumor, juga disebut  sebagai titik awal kanker.
b.      Stadium I : kanker hanya sebatas rahim.
c.       Stadium II : kanker telah menginvasi ke serviks.
d.      Stadium III : kanker telah meluas sampai ke luar rahim (termasuk vagina), tapi belum melebihi tulang panggul.
e.       Stadium IV : kanker melebihi tulang panggul atau dengan jelas menginvasi kekandung kemih atau selaput dubur.



F.     Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopsi paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.

Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
A.    Tujuan Kemoterapi
   Kemoterapi bertujuan untuk :
(1)  Membunuh sel-sel kanker.
(2) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
(3) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.

B.     Jenis kemoterapi :
1.      Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2.      Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
3.      Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
4.      Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
5.      Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium.


B.     Saran
1. Mahasiswa diharapkan bisa mengetahui skrinning dan deteksi dini terhadap kanker endometrium serta melakukan asuhan yang sesuai protap
2.   Setiap wanita, terutama mereka yang sudah menopause harus diberitahu mengenai risiko    dan gejala kanker endometrium
3.  Wanita harus melaporkan setiap perdarahan atau bercak darah pada dokter atau tenaga kesehatan lain



.




DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC
Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar