STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: SAHYUNI SARI MARBUN
NIM : 1601031036
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam
praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan,
baik sesama rekan sejawat ataupun dengan klien serta keluarganya.
Upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan
bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik
kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang
berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan
untuk kesehatan wanita selama siklus kehidupan akan tercapai.
Konseling
kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian
bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional (sesuai
dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah,
mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah kami ini yaitu :
1. Pengertian
Strategi Pengambilan Keputusan.
2. Dasar-dasar
pengambilan keputusan.
3. Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.
4. Proses
pengambilan keputusan
5. Jenis-jenis
pengambilan kepuusan keputusan.
6. Metode
pengambilan keputusan
7. Gaya
pengambilan Keputusan.
1.3.
Tujuan penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah kami ini adalah:
1. Untuk
Mengetahui Pengertian Strategi Pengambilan Keputusan.
2. Untuk
Mengetahui Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan.
3. Untuk
Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan.
4. Untuk
Mengetahui Proses Pengambilan Keputusan
5. Untuk
Mengetahui Jenis-Jenis Pengambilan Kepuusan Keputusan.
6. Untuk
Mengetahui Metode Pengambilan Keputusan
7. Untuk
Mengetahui Gaya Pengambilan Keputusan.
1.4.
Manfaat penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah kami ini adalah:
1. Dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi pengambila kepuusan.
Dapat
digunakan sebagai refrensi dalam pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pengambilan keputusan
Keputusan
merupakan hasil pemecahan dari suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas.
Dalam kamus besar ilmu pengetahuan pengambilan keputusan (Decison Making) didefenisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua
alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu altrnatif tidak
akan ada satu keputusan yang akan diambil. Menurut J.Reason, pengambilan
keputusan dapat dianggap sebagai suau hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pimilihan suatu jalur tindakan diantara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final.
G.R.
Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkn.
Sedangkam Claude S. George, Jr mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegitan pemikran
yang temasuk pertimbangan, penilain dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ahli
lain yaitu Horold dan Cyril O’Donnell mengatakan pengambilan keputsan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak da keputusan, suatu
sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P.
Siagin mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suat pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas
alternatif dan tindakan.
Pengambilan
keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu
perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputuan dalam Psikologi kognitif
difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya,
berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana
sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran
diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan
yang harus dan kapan diambil. pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran,
yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh perpindaha seseorang dari apa yang
telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut.
2.2 Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan
dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat
digunakan yaitu :
2.2.1
Intuisi
Pengambilan keputusan
yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga
mudah terkena pengaruh.Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi ini mengndung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan
a. waktu yang digunakan untuk
mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya
terbatas, pengambilan keputusanini akan mmberikan kepuasan pada umumnya
c. kemmpuan mengambil keputusan dari
pengambil keputusan itu sangat berpera, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan
a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya,
sehingga sulit diukur kebenaran dan kebsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan
keputusan seringali diabaikan.
2.2.2 Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman
seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung
ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak
pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi,
peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
2.2.3 Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan
fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta,
maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela
dan lapang dada.
2.2.4 Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan
wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang
lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan
a.
Kebanyakan
penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan
tersebut secara sukarela ataukah
secara terpaksa.
b.
Keputusannya
dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c.
Memiliki
daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktik
diktatorial
c. Sering melewati permasalahan yang
seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan
2.2.5 Logika
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap
semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan
secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan
pengertian tujuan yang ingin dicapai
c.pengetahuan alternatif : seluruh
alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif
bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan
alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
2.3 Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1. hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang
emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan
untuk mencapai tujuan organisasi;
3. setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan
pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4. arang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari
tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6. pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu
yang cukup lama;
7. diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang baik;
8. setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat
diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9. setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan berikutnya.
Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor personal.
1. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir
secara logis, dll.
2. Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang
mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
3. Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam mengambil
risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat,
mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.
2.4 Proses pengambilan keputusan
Menurut
Sir Francis Bacon.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari enam tahap, yaitu :
1.
Merumuskan/mendefinisikan masalah
Suatu usaha untuk mencari permasalahn yang sebenarnya.
2.
Pengumpulan informasi relevan
Pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga
dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.
3.
Mencari alternatif tindakan
Pencarian kemungkinan yang dapat tempuh berdasarkan
data dan permasalahan yang ada.
4.
Analisis alternative
Penganalisisan setiap alternatif menurut kriteria
tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5.
Memilih alternatif terbaik
Pemilihan alternatif terbaik dilakuakan atas kriteria
tertentu dan skala prioritas tertentu.
6.
Melaksanakan putusan dan evaluasi hasil
Jadi, proses pengambilan tersruktur atas identifikasi masalah, pengumpulan
dan penganalisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihan
salah satu alternatif yang terbaik, pelaksanaan keputusan, pemantauan dan
pengevaluasian hasil pelaksanaan.
Menurut Munandar A.S, proses
pengambilan keputusan dimulai berdasarkan adanya masalah antara keadaan yang
diinginkan dan keadaan yang ada. Keadaan
yang ada biasanya dipengaruhi oleh:
1.
Kebudayaan
2.
Kelompok
acuan, perubahan dalam kelompok dapat merubah hal yang diinginkan.
3.
Ciri-ciri
keluarga
4.
Status
atau harapan financial.
5.
Keputusan-keputusan
sebelumnya dapat mempengaruhi masalah.
6.
Perkembangan
individu dapat mempengaruhi keadaan yang diinginkan, kematangan seseorang
mempengaruhi pilihannya.
7.
Situasi
perorangan yang sedang berlangsung saat ini.
2.5 Jenis pengambilan keputusan
1.
Pengambilan
keputusan terprogram
Jenis pengambilan keputusan ini
mengandung suatu respon otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat
diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini.
Tantangan yang besar bagi seorang
analisis adalah mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan ini dan memberi
atau menyediakan metode- metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan
terprogram dimana saja. Agar pengambilan keputusan didefenisikan dan
dinyatakan dengan jelas.
Bila hal ini dilaksanakan, pekerjaan
selanjutnya anyalah mengembangkan suatu algoritma untu membuat keputusan rutin
dan otomatik. Dalam kebanyakan organisasi tedapat kesempatan- kesempatan untuk
melaksanakan penggambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil
sesuai dengan prosedur pelaksanaa standar yang sifatnya rutin. Akibat
pelaksanaan pengambilan keputusan terprogram ini adalah membebaskan majanemen
untuk tugas-tugas yang lebih penting. Misalkan: keputusan merujuk pasien
kerumah sakit besar dikota, keputusan dalam pengamputasian kaki klien dan
lain-lain.
2.
Pengambilan
keputusan tidak terprogram
Menunjukkan proses yang berhubungan
dengan masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis
ini meliputi proses pengambilan keputusan
untuk menjawab masalah-masalah yang kurang didefenisikan. Masalah-masalah
ini umunya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter-parameter yang diketahui
dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab
masalah ini, dierlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan,
ditambah dengan bantuan sistem informasi. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan
keputusan tdak terrogram dengan baik. Perluasan fasilitas-fasilitas pabrik,
penambangan produk baru pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan,
manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah
yang memerlukan keputusan- keputusan yang tidak teprogram. Sangat banyak waktu
yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin
perusahaan, adminisator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menawab
dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungan secara
langsung. Misalkan: pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting
didalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram. Keputusan untuk bergabng
dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
2.6 Gaya pengambilan Keputusan
Ada tujuh variabel yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan yaitu:
1.
Pentingnya
kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi
2.
Derajat
informasi yang dimiliki oleh bidan.
3.
Derajat
pada masalah yang terstruktur dalam organisasi.
4.
Pentingnya
komitmen bawahan dan keterampilan membuat keputusan
5.
Kemungkinan
keputusan autokratik dapat diterima
6.
Komitmen
bawahan yang kuat terhadap tujuan institusi
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Masalah pengambilan keputusan sangat penting
dipelajari karena hal tersebut menjelaskan dengan cara bagaimana para manajer
berhasil membuat keputusan strategis dan operasional. Manajer harus
menghadapi beberapa tipe keputusan dan keputusan ini berbeda sesuai dengan
jumlah risiko, ketidakpastian, dan ambiguitas dalam suatu lingkungan. Manajer
harus memilih salah satu tiga macam pendekatan pengambilan keputusan.
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah
ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang
sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan
ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan
untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang
lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan
konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun
dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan
alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi
positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara
tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
B.
Saran
Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu
mempelajari beberapa aspek yang sudah kami susun dalam makalah ini, kita semua
pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bisa
membuat kita menyesal di kemudia hari. Untuk itu dalam makalah ini sangat perlu
dan di butuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih memerlukan ilmu
dan pengetahuan dalam mengambil keputusan untuk menentukan kehidupan di masa
yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA